Simon McMenemy telah memilih 24 pemain yang dipersiapkan untuk mengarungi kualifikasi Piala Dunia 2022. 24 pemain yang dipilih itu nantinya akan menjalani pemusatan latihan (TC) pada 21 Agustus 2019 yang digelar di Stadion Pakansari, Bogor.
Dari 24 nama tersebut, terselip nama Ferdinand Alfred Sinaga dalam daftar penyerang yang dipanggil oleh Simon. Selain Ferdinand, Simon juga memanggil Osas Marvelous Saha dan Alberto Goncalves. Dedik Setiawan, penyerang Arema FC yang menjadi langganan Timnas Indonesia, terpaksa ditepikan lantaran masih menderita cedera.
Lalu, mengapa McMenemy lebih memilih memanggil Ferdinand Sinaga dibandingkan Ilija Spasojevic? Mari kita kulik!
Statistik Adalah Angka Mati di Sepak Bola
Banyak pihak yang mendewakan statistik. Bagi mereka, statistik menjadi acuan utama untuk menentukan siapa yang lebih baik di antara dua atau beberapa pemain.
Statistik memang menjadi alat bantu yang efektif. Statistik yang berbentuk angka-angka memang membantu analis sepak bola membuat laporan dan analisis permainan sebuah klub.
Namun, tak selamanya statistik bisa menjadi acuan. Statistik adalah angka mati di dalam sepak bola. Statistik adalah alat bantu yang tak bisa dipisahkan.
Misalnya, ada dua bek kanan. Pemain A dalam satu pertandingan, empat kali melakukan overlap dan memberikan tiga umpan silang sukses. Pemain B dalam satu pertandingan, ia hanya sekali melakukan overlap dan hanya mampu sekali memberikan umpan silang yang sukses menjangkau pemain depan.
Sekilas, dari statistik tersebut, pemain A lebih bagus dibanding pemain B lantaran ia melakukan umpan silang dan overlap lebih banyak dibandingkan pemain B. Lalu, apakah benar seperti itu?
Belum tentu. Ada variabel lain yang tak bisa dilepaskan. Misalnya saja pemain B melakukan itu karena instruksi dari pelatih. Pelatih sadar bahwa pemain lawan yang berada di posisi pemain B lebih aktif menyerang. Demi menghindari kebocoran di sisi kanan, pelatih meminta pemain B untuk lebih sering bertahan dibanding menyerang.
Bagaimana dengan Spasojevic dan Ferdinand Sinaga?
Secara statistik mencetak gol, Spasojevic lebih banyak. Sepanjang 12 pertandingan, penyerang Bali United ini mencetak 5 gol. Dalam 1004 menit yang telah ia mainkan, Spaso mencetak 5 gol yang berarti, setiap 200 menit, ia selalu mencetak satu gol.
Sementara Ferdinand Sinaga, baru mencetak 2 gol dari 7 pertandingan. Dalam 407 menit, Ferdinand mencetak dua gol yang artinya, setiap 203 menit, Ferdinand mencetak satu gol. Dari statistik ini, apakah keputusan McMenemy memilih Ferdinand adalah keputusan yang salah?
Belum tentu juga. Mari kita bergeser ke penjelasan selanjutnya.
Spasojevic Penyerang Bagus, tapi…
Keputusan McMenemy memilih Ferdinand tak bisa dilepaskan dari cara bermain Timnas Indonesia. Ada perubahan besar dari cara melatih McMenemy saat masih meracik Bhayangkara FC dan ketika saat ini melatih Timnas Indonesia.
Saat masih melatih Bhayangkara FC, McMenemy membutuhkan penyerang berbadan tinggi tegap dengan harapan mampu menjadi bola pantul. Tak hanya itu, keberadaan penyerang seperti Spasojevic dan Herman Dzumafo dulu di Bhayangkara FC, tak lagi digunakan oleh McMenemy.
McMenemy lebih memilih penyerang yang mampu bermain melebar. Saat melawan Vanuatu, McMenemy lebih memilih untuk memasang Beto Goncalves dan Irfan Bachdim di lini depan. Dua penyerang yang bisa bermain melebar dan lebih dinamis.
Mantan pelatih Timnas Filipina ini ingin para penyerang terlibat dalam proses serangan, bukan penyerang yang menunggu di depan gawang. Karena ketika melawan Vanuatu, selain Bachdim dan Beto, ada nama Dedik Setiawan yang lebih mobile dan memiliki kecepatan.
Perubahan cara bermain inilah yang membuat McMenemy memilih untuk memanggil Ferdinand Sinaga ketimbang Spasojevic. Ferdinand memang penyerang tengah, namun ia bisa bermain lebih melebar dan tidak terpaku di depan gawang. Sebuah kelebihan yang tidak dimiliki oleh Spasojevic.
Lalu, apakah ini berarti Ferdinand lebih baik dari Spasojevic? Belum tentu. Semua kembali kepada kebutuhan pelatih. Pelatih memiliki pakem dan cara bermainnya sendiri. Dari pakem inilah pelatih bisa memilih pemain mana yang cocok dengan skema bermainnya.
Note: Game Seru Bola Nusantara juga hadir di Piala AFF U-18 2019. Mainkan, menangkan, kumpulkan poin sebanyak-banyaknya dan rebut hadiah kerennya! Download dulu aplikasinya di sini